CAHYALOKA.COM – Tujuh hari sudah tersambung helai-helai Ramadhan. Terlihat semangat kita kembali pada kondisi standar kita. Kita hadir dalam kondisi rutin kita. Bisa jadi jika rutinnya kita termasuk kaum rebahan kita akan kembali rebahan. Jika kondisinya kita berlari kita akan kembali berlari.
Namun jangan begitu di Ramadhan kawan. Sebab ini adalah hari-hari yang sangat kita rindukan dulu. Walau mungkin kita merasakan hal yang sangat berbeda diluar ekspekatsi kita selama ini. Ramadhan kali ini menuntut kita untuk berdiam diri. Tapi saya memaknai bukan berdiam diri, tapi kita sedang diminta untuk memantaskan diri.
Seperti halnya kita berlama-lama di depan cermin agar kita bisa tampil maksimal dihadapan orang. Maka saat ini, di Ramadhan kali ini, kita diminta untuk memantaskan diri agar menjadi pantas dihadapan Allah swt. Agar diri kita pantas lagi mengisi shaf-shaf terdepan di masjid yang kita rindukan. Agar kita menjadi pantas menjadi imam-imam yang selama ini dinantikan. Agar kita pantas menjadi sebaik-baiknya umat. Kemudian agar kita pantas untuk Allah tempatkan di Darussalam.
Maka Kuatkan Ibadah dan kebaikan itu dengan merindukannya. Sebab dalam kadar tertentu rindu menjadi sebuah sumbu. Rindu adalah barapi yang tak pernah padam yang membawa rasa untuk terpacu. Pupuklah rindu kepada Allah agar kita mendapatkan KerinduanNYA.
Kuatkanlah Rindu kita kepada Rasulullah agar tuntas kerinduan itu saat Beliau yang Mulia membagikan secangkir air dari telaga Kautsar. Seraya mendengar Beliau berkata, “Minumlah agar engkau tak kehausan selamanya.” Bayangkan pula Beliau tersenyum pada kita. Bayangkan jua saat Beliau berbisik… “Aku bangga kau menjadi umatku…” ucapnya lembut…
Allahumma Sholi’ala Muhammad…
(Oleh: Git’s Rijal)