CAHYALOKA.COM – Seringkali, ketika berhadapan dengan anak-anak dan remaja kita telah kehabisan akal untuk mencari celah agar dapat dekat dengan mereka. Banyaknya komentar tentang “ulah” anak zaman sekarang yang terkesan terlalu “berani dan kritis” kerap membuat kita menstigma mereka bermasalah.
Dalam kenyataannya, mereka bisa terkondisi seperti itu, tak lain karena bentukan lingkungan tempat mereka beraktifitas sehari-hari. Mereka berperilaku karena meniru apa saja yang terlihat dan terdengar oleh mereka. Sepanjang itu dibiarkan dan tak ada yang mengontrol, maka sepanjang itu pula mereka akan mengadopsi segala yang dilihat dan didengarnya menjadi karakter yang menetap.
Apakah masih mungkin merubah semua itu? Jawabannya YES!
Kita masih sangat mungkin merubah itu semua dengan didasarkan niat yang kuat. Anak-anak dan remaja hari ini tumbuh ditemani oleh kecanggihan teknologi yang luar biasa cepat. Banyak hal-hal menakjubkan hasil dari teknologi yang membuat mereka terpukau dan tersihir secara masal.
Peran orang tua untuk menemani mereka dalam melewati zaman ini sangatlah besar. Karena jika kita terlalu memberi kebebasan mereka menelan mentah-mentah seluruh kecanggihan itu, bisa terjadi “shocked periode” dalam memaknai arti kehidupan yang sesungguhnya. Dan orang tua yang dapat bertahan mendampingi mereka hanyalah orangtua yang memiliki kemauan terus belajar mencari informasi sebanyak mungkin tentang anak dan remaja, mempraktekannya dalam pola pengasuhan dirumah, dan yang mau mengakui setiap kesalahan/kelemahan yang ia perbuat dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya, serta yang meninggalkan ke-aroganan sebagai orang tua yang tak bisa dibantah jauh ditengah hutan belantara nan gelap.
Jauh sebelum teknologi mampir dalam kehidupan aak-anak dan remaja seperti sekarang, telah banyak kisah masa lalu dalam Al-Quran yang mengabarkan tentang metode-metode terbaik dalam berkomunikasi dengan seseorang. Salah satunya dengan cara berdialog. Berdialog dengan anak dan remaja mutlak menjadi metode yang harus sering digunakan agar mereka merasa diterima oleh kita sebagai orang tua atau pendidiknya.
Mengapa harus dengan dialog?
Pada sebuah situs tentang berbagai macam pengertian (pengertianku.net), dialog dapat diartikan juga sebagai komunikasi yang mendalam yang mempunyai tingkat dan kualitas yang tinggi yang mencangkup kemampuan untuk mendengarkan dan juga saling berbagi pandangan satu sama lain. Artinya dalam dialog ada sebuah proses yang terjadi dalam memahami suatu hal. Proses inilah yang akan membentuk berbagai karakter yang mendalam karena timbulnya pencerahan secara alamiah.
Ketika anak dan remaja berbuat sebuah kesalahan, bisa saja terjadi karena mereka belum menemukan pemahaman yang benar atas tindakan yang mereka lakukan. Metode dialog akan memberi ruang bagi mereka untuk berfikir, mengemukakan pendapat dan menemukan inti dari permasalahan yang mereka hadapi, sehingga kita dapat mengarahkan mereka menuju solusi yang terbaik berdasarkan pola pikir yang benar. Selain itu, metode ini juga merangsang kita orang tua untuk mau menjadi orang tua pembelajar dalam segala situasi.
Bertahan pada informasi pengasuhan dan mendidik anak serta remaja yang itu-itu saja jelas tidak menyelesaikan masalah. Kita sebagai orang tua juga harus terus belajar melihat dan mendengar situasi disekitar kita agar dialog yang kita lakukan dengan anak-anak dan remaja lebih solutif.
Apa fungsi dialog antara orang tua dan anak-anak serta remaja?
Mengapa harus bersusah payah membangun dialog hanya untuk mengantarkan mereka menuju sukses menjadi generasi yang lebih baik daripada kita?
Jawabannya adalah karena hanya dengan berbicara (baca: berdialog) dari hati ke hati maka kita akan bisa mewarisi nilai-nilai kesejatian manusia kepada mereka dengan membekas. Dialog yang bergizi sarat nilai akan mampu menjadi “teman” lain yang akan menghiasi hari-hari mereka selain kecanggihan teknologi yang tak bisa dibendung kehadirannya saat ini.
Dialog juga menjadi momen yang sangat berkesan bagi orang tua pekerja yang tak memiliki waktu cukup banyak dalam menemani anak-anak dan remajanya dirumah. Pastikan waktu anda berkualitas saat memulai dialog terbuka dengan anak-anak dan remaja anda dirumah. Buat situasi menjadi senyaman mungkin agar mereka merasa diterima dan disayangi. Jadikan setiap kesempatan yang ada sebagai waktu yang baik untuk berdialog. Semakin banyak dialog yang kita lakukan, semakin besar harapan kita untuk membuka hubungan yang hangat dan harmonis dengan angota keluarga kita secara keseluruhan.
Untuk sebuah hasil yang maksimal selalu ada proses yang mengikuti dibelakangnya. Tidak cukup hanya dengan sekali dua kali, atau bahkan sepuluh kali dialog, lantas kita terobsesi menjadikan anak kita anak yang ber-attitude sempurna. Nikmati proses dialog anda, temukan ritme yang serasi dari setiap dialog-dialog yang anda ciptakan. Dekatkan dialog anda menuju Sang Maha Berdialog, lalu biarkan hasilnya mampu membuat anda menikmati hidup ini dengan senyuman kebahagiaan. [Galuh Kencono Wulan]
#Parenting