CAHYALOKA.COM – Satu demi satu motor terpakir rapi di halaman klinik Amalina yang tak begitu luas. Tanda bahwa akan ada kegiatan “besar” disana. Puluhan kuluman senyum mulai mewarnai ruang tunggu klinik di sore yang mendung. Ini bukan pertama kalinya mereka berkumpul di tempat itu. Sudah hampir lima bulan, di setiap minggu kedua atau ketiga, klinik yang berlokasi di Jalan Merdeka Depok 2 Tengah ini melaksanakan program Pemberian Nutrisi untuk ADHA.
ADHA atau Anak dengan #HIVAids adalah mereka yang diberi kesempatan untuk memaknai hidup ini dengan cara istimewa. Dengan lemahnya sistem kekebalan tubuh karena adanya virus HIV mereka tumbuh menjadi tunas-tunas muda yang menggeliat di hamparan padang ilalang. Berbagai kemungkinan dampak tak terduga yang ditimbulkan akibat virus tersebut, bukanlah hal yang mudah untuk dihadapi. Terlebih jika situasi ini harus dilewati dalam lingkungan yang tidak mendukung.
Klinik Amalina bersama Badan Sosial Amalina (BASMAL) dan Komunitas KULDESAK (komunitas ODHA aktif di Depok) bekerjasama untuk menjadi sahabat ADHA dengan mengadakan kegiatan pemberian nutrisi sebulan sekali. Dalam acara tersebut, selain pembagian paket susu dan makanan bergizi lainnya, juga diadakan sesi penyuluhan gratis dari para dokter yang peduli dan menangani ODHA dan ADHA secara intensif. Peserta yang hampir keseluruhannya adalah anggota komunitas KULDESAK ini dapat berkonsultasi secara cuma-cuma pada saat penyuluhan dilaksanakan. Selain itu, tersaji juga kegiatan mendongeng kisah berhikmah dari relawan CAHYALOKA untuk menghibur ADHA yang hadir.
Sesungguhnya kegiatan ini hanyalah salah satu upaya untuk memberikan support penuh kepada teman-teman ODHA. Pada salah satu sesi sharing, pernah diundang seorang aktivis Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) yang membagikan pengalamannya kepada peserta tentang bagaimana caranya mengkondikan ADHA agar dapat mengkonsumsi obat dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan minum obat setiap hari dan sepanjang hidup ini, bukanlah perkara mudah bagi anak-anak. Oleh karena perlu banyak informasi yang memadai untuk membuat tunas-tunas muda ini tetap berfikir positif dalam menghadapi ujian ini.
Seorang aktivis KULDESAK, Mbak Lilis menyampaikan gejala ADHA yang dapat kita kenali dan patut diwaspadai diantaranya adalah:
– Gizi Buruk (berat badan kurang dan jauh dari kesesuaian)
– Diare berkepanjangan
– Sariawan/terdapat kandiasis di mulut
– Sering kejang
– Demam
– Infeksi telinga
– Dehidrasi
– Infeksi Paru
Bila orang tua positif, maka anak-anak dengan gejala tersebut sebaiknya diperiksa lebih intensif. Beliau juga menambahkan tidak usah bingung dan panik jika dalam pemeriksaan anak dinyatakan positif HIV Aids. KULDESAK Sebagai salah satu komunitas ODHA di Depok (Jalan Kapuk, Margonda), terbuka untuk siapa saja yang butuh tempat untuk konsultasi dan berbagi dalam menghadapi permasalahan ini. Kegiatan komunitas ini antara lain:
– Pendampingan untuk ODHA dan ADHA
– Pendampingan untuk ODHA di rutan
– Advokasi kebijakan-kebijakan di daerah terkait HIV, Aids dan NAPZA
– Study Club sesama anggota untuk sharing masalah kesehatan dan pengalaman
– Memberikan penguatan kepada sesama anggota
– Sosialisasi HIV Aids kepada masyarakat
Apapun latar belakangnya, ADHA tetap berhak menjalankan kehidupan ini dengan penuh optimisme. Dan sebagai masyarakat awam, dukungan penuh dari kita akan sangat berarti bagi perjuangan yang sedang mereka lakukan untuk bisa terus survive.
Mereka mungkin terlihat seperti sedang berada ditengah-tengah padang ilalang tandus yang gersang. Namun geliat semangat, harapan dan doa tunas-tunas muda itu akan mampu menjadikan padang ilalang itu subur hingga kita tak pernah menyadari padang itu pernah tandus.
#SupportForODHAdanADHA
#CahyalokaForCare