CAHYALOKA.COM – Keprihatinan akan rendahnya minat baca di Indonesia merupakan titik awal dari perjalanan gerakan literasi yang sedang kami ihktiarkan, khususnya tingkat usia anak-anak. Pada program #KelasLiterasiAnakDepok para peserta diberikan materi sebanyak enam materi, salah satunya materi kepenulisan fiksi.
Di materi kepenulisan fiksi para peserta diminta untuk menulis cerita fiksi bertema Petualangan di Hutan. Selain sebagai evaluasi terhadap materi yang diberikan, diharapkan juga dapat menjadi stimulus bagi peserta agar dapat berkarya dengan ditandai terbitnya sebuah buku.
Bersama limpahan dukungan dari banyak pihak, proyek buku kompilasi program #KelasLiterasiAnakDepok akhirnya dapat terwujud. Launching buku kompilasi Petualangan di Hutan pada acara ‘Literasi Fair’ di Perpustakaan Daerah Kota Depok, Sabtu, 29 Desember 2018, merupakan acara penutup dari serangkaian kegiatan program #KelasLiterasiAnakDepok sejak September 2018 lalu.
Ada yang menarik dari peluncuran buku berjudul Petualangan di Hutan. Selain perdana dan terlahir dari angkatan pertama program #KelasLiterasiAnakDepok, acara tersebut dihadiri dan mendapat dukungan istimewa dari seorang Guru Besar Tetap Ilmu Fisika Universitas Indonesia, yaitu Prof. Dr. Drs Terry Mart. Di kesempatan emas itu Prof. Terry Mart didaulat oleh Cahyaloka Foundation untuk memberikan sambutan.
Dalam sambutannya, Prof. Terry Mart mengatakan, “Sudah sering kita dengar bahwa masyarakat kita lebih terbiasa dengan budaya tutur ketimbang budaya tulis. Hal ini juga tercermin pada kegemaran masyarakat kita membaca pesan singkat whatsapp, twitter dan lain sebagainya, pada gadget daripada membaca artikel opini atau artikel panjang di koran dan majalah. Tidak berhenti di situ, budaya ini juga merambat ke masyarakat ilmiah di kampus. Tidak hanya mahasiswa, dosen-dosen kita pun ditenggarai kurang aktif menulis di jurnal-jurnal ilmiah ketimbang kolega mereka di jiran Malaysia dan Singapura.”
Prof. Terry Mart adalah ayah dari dua peserta aktif program #KelasLiterasiAnakDepok. Sejak awal beliau mengikuti secara langsung proses demi proses kelas ini berjalan. Ada sebuah fakta yang meresahkan terungkap dalam sambutannya. Keprihatinan teramat terindera dari beliau saat menyampaikan sambutan.
Beranjak dari keprihatinan, beliau memberikan dukungannya kepada program Kelas Literasi Anak yang digagas oleh Cahyaloka Foundation. Sebagai ilmuwan fisika nuklir dan partikel mendunia yang dimiliki bangsa Indonesia, beliau berharap agar program Kelas Literasi Anak dapat terus menggerakkan kegiatan #literasi, sehingga melahirkan generasi-generasi unggul dari bangsa Indonesia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan di dunia. [gkw]