CAHYALOKA.COM – Jika sudah bicara tentang cinta, membahasnya akan butuh waktu yang panjang dan berkesinambungan. Karena cinta tumbuh berdasar perasaan senang terhadap objek yang dicintainya. Ada sebuah pikiran yang dalam hingga perasaan cinta itu mampu membuat kita bersemangat dan mengebu-gebu dalam mengapresiasikannya. Maka kemudian, bagaimana kualitas kita dalam memandang arti cinta sangat bergantung terhadap obyek yang kita cintai.
Lantas cinta seperti apa kah yang pantas ada dalam kehidupan kita?
Untuk menjawabnya, hal pertama yang perlu kita jawab adalah apa dan siapakah kita hingga kita dapat membidikkan perasaan cinta itu dengan tepat ke arah sasaran yang benar. Karena jika salah bidik, maka kita akan mempertaruhkan kehidupan kita pada kesenangan yang semu. Kesenangan semu tidak akan pernah membuat kita bahagia dan tenang. Kita hanya akan merasakan kehampaan dan kering kerontang ditengah kesenangan yang kita ciptakan berdasarkan nafsu sesaat.
Lalu, jika hari ini banyak kita temukan anak-anak muda yang ‘beringas’ namun terlihat senang akan keberingasannya, bisa jadi ia belum mampu menjawab pertanyaan mendasar tentang apa dan siapakah dirinya?
Sebagai Umat Muslim, kita sudah punya jawaban atas pertanyaan mendasar tersebut. Kita diciptakan untuk beribadah pada Allah, menjadi hambaNya yang setia sekaligus menjadi wakilNya dalam memimpin bumi dan isinya. Mengapa kita diciptakan untuk itu semua? Karena Sang Maha Pencipta sudah paling tahu apa yang kita butuhkan untuk hidup bahagia dan tenang di dunia. Ketika ada yang mengingkari fitrah itu atas dasar kesenangan, maka sesungguhnya ia telah berdiri diatas kerapuhan.
Menyoal perasaan cinta yang tepat, maka Taman Baca Masyarakat Cahyaloka (TBM Cahyaloka) mengadakan Pesantren Kilat (Sanlat) sehari bagi anak-anak yatim dhuafa, pada tanggal 11 Juni 2017 kemarin. Acara dimulai sejak pukul 10 WIB hingga waktu berbuka tiba. Pada kegiatan Sanlat ini, para peserta yang sejumlah 50 anak tersebut mengambil tema besar tentang cinta kepada Rasulullah.
Cinta pada Rasulullah adalah perkara besar yang wajib kita tanamkan pada generasi penerus kita agar mereka tak kehilangan panutan dalam menjalankan kehidupan mereka.
Ditengah derasnya bermunculan para tokoh idola yang cenderung menggiring pemuda-pemudi bangsa menjadi ahli mudharat, maka memperkenalkan Rasulullah kembali pada mereka sesungguhnya adalah upaya atau ikhtiar untuk mendekatkan mereka pada Sang Maha Pencipta. Sederhananya sepert ini. Jika ingin mencari tahu bagaimana caranya mencintai Allah, maka teladanilah Rasulullah.
Sanlat sehari yang bertajuk “One Day Sanlat: I Love Rasulullah” ini menyajikan berbagai materi Sanlat yang diambil dari seri ensiklopedia siroh Muhammad Teladanku. Para peserta secara berkelompok diminta untuk membuat jurnal tentang Rasulullah dalam kegiatan Kupas Kisah tentang Rasulullah (KuKis) dengan latar belakang waktu dan kejadian yang berbeda-beda. Seluruh peserta dibagi menjadi 6 kelompok yang terdiri dari tiga kelompok laki-laki dan tiga kelompok perempuan. Dari 6 kelompok tersebut dihasilkanlah 6 jurnal tentang kisah Rasulullah yang berbeda-beda. Satu sama lain dapat saling melengkapi potongan potongan kisah yang dapat ditarik benang merahnya. Pada 6 jurnal KuKis itu ada satu tugas wajib yang harus dikerjakan oleh semua kelompok. Yaitu menceritakan secara singkat silsilah keluarga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassallam. Hal ini dirancang agar para peserta mengenal secara detail siapa saja kah keluarga Rasulullah yang harus kita ketahui.
Apa ibroh dari mengetahui siapa saja keluarga Rasulullah dan bagaimana perjalanan dakwahnya yang tertuang pada jurnal KuKis? Tujuan dari disusunnya materi pada kegiatan ini adalah agar para peserta mengetahui bagaimana Rasulullah telah dipersiapkan Allah sebagai Rasul dengan dikelilingi oleh anggota keluarga yang seluruhnya berakhlak mulia dan bisa diteladani. Adapun materi perjalanan dakwahnya bertujuan untuk memberi gambaran mengapa ajaran ini sangat patut dipertahankan dengan mempertaruhkan nyawa sekalipun sebagai resikonya. Ajaran mulia ini diturunkan bukan hanya untuk Umat Muhammad Saw. semata, namun berlaku untuk seluruh alam dan isinya. Karenanya Islam merupakan tanda cinta Allah pada makhluk ciptaanNya yang bersifat semesta.
Ketika berbicara tentang ajaran Islam, maka kita sesungguhnya tengah berbicara bagaimana caranya peduli dan peka terhadap apa yang sedang terjadi disekitar kita. Implikasinya adalah kita menjadi pribadi yang saling membantu kesulitan orang lain, mengingatkan dalam hal kebaikan dan menasihati dengan penuh kasih dalam hal kemudharatan. Sebab ukuran yang digunakan dalam ajaran ini bukan tentang berapa banyak harta, keahlian serta kecakapan kita mengurusi kehidupan duniawi semata. Ada ukuran yang lebih penting yaitu ukuran ketakwaan yang tersimpan di hati dan dijalankan dalam perilaku.
Sesi selanjutnya adalah kegiatan MenghaFal Hadist RasulullLah (FaHaLa) secara berkelompok dengan hadist yang berbeda-beda sesuai tema yang diberikan pada masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok yang diminta menghafal sedikitnya tiga hadist singkat sesuai tema, diminta mempresentasikan hafalannya dihadapan peserta dari kelompok lain. Dengan demikian ada sekitar 18 hadist singkat beserta artinya yang secara bergantian dilantunkan oleh 6 kelompok peserta. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui apa-apa saja yang dianjurkan untuk diikuti oleh kita sebagai pengikuti nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam sebagai jalan untuk merebut cinta sejati kita yaitu Allah Azza wa Jalla.
Ada satu kegiatan lagi yang seharusnya dilakukan yaitu menulis surat cinta untuk Rasulullah yang tidak dapat dilaksanakan karena terbatasnya waktu Sanlat. Kegiatan ini di tutup dengan mendoakan para ulama yang sedang difitnah juga agar diberikan pemimpin yang adil dan beradab. Lalu setelahnya pembagian perlengkapan sekolah, dana santunan dan juga snack beserta paket buku hafalan hadist sebagai hadiah atas kesabaran mereka menuntut ilmu pada Sanlat sehari ini dari pagi hingga waktu berbuka.
Kita hanya harus berikhtiar semaksimal mungkin dan berkesinambungan menghadirkan Rasulullah sebagai teladan pada kehidupan anak-anak generasi penerus hari ini agar mereka tidak melesatkan panah cinta yang salah sehingga membuat mereka merana tak berkesudahan. Semoga upaya ini paling tidak mampu memberikan sedikit cahaya pada hati-hati murni yang mereka miliki.
Jazakumullah Khairan Katsiran bagi seluruh investor akhirat yang telah membeli perdagangan terbaik dengan Allah pada kegiatan ini. Semoga Allah terima investasi yang diberikan dengan balasan yang sebaik-baiknya. Aamiin. Wallahu’alam. [gkw]
One Day Sanlat 1438 H [11 Juni 2017]