CAHYALOKA.COM – Dalam Bahasa Negeri Urision, Cerunos artinya kekacauan. Well, siapa sih yang gak pernah menghadapi kekacauan dalam hidupnya? Semua orang pernah.
Pada novel Cerunos ini, kita akan dibawa ke sebuah negeri bernama Urision tempat dimana antara hak dan batil sedang menjadi pertarungan besar. Manusia-manusia yang bersedih karena sebuah peristiwa pilu dalam hidupnya di negeri itu, akan dihadapkan pada pilihan terus bersedih atas kekacauan yang ada atau berbaris bangkit bersama orang-orang optimis yang masih menyimpan harapan hidup bahagia pada masa depan negeri itu. Dan, tokoh-tokoh yang bermunculan pada novel genre fantasi ini bisa jadi sangat mewakili diri-diri kita hari ini dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Itulah sepenggal deskripsi yang dibahas dalam acara peluncuran dan bedah buku Cerunos karya Umar Mustafa Karim, seorang penulis muda lulusan #KelasLiterasiAnakDepok angkatan ke-3, yang diadakan oleh Cahyaloka Foundation pada tanggal 2 Januari 2022.
Pada acara peluncuran dan bedah buku yang berlangsung via zoom ini, Bang Umar, sapaan akrab penulis, menceritakan proses kreatifnya dalam menghasilkan karya novel Cerunos yang berjumlah 600 halaman ini. Novel ini adalah novel series pertamanya yang telah digarap sejak ia masih duduk di bangku SMP di Pesantren TQT Madinatul Quran Cilodong, Kota Depok.
Saat itu, Bang Umar terinspirasi dari kesedihan yang dialami oleh teman-temannya sesama santri baru yang penuh perjuangan menghadapi hari-harinya jauh dari keluarga. Situasi ini menjadi salah satu ide baginya untuk membuat sebuah cerita fantasi yang berisikan sebuah pesan agar tidak larut dalam kesedihan dan segera bangkit untuk bisa menatap masa depan yang lebih baik.
Kini, setelah masuk masa SMA di sekolah yang sama, Bang Umar semakin menemukan banyak ide untuk melanjutkan novel seriesnya menjadi beberapa buku lanjutan yang juga insya Allah penuh dengan inspirasi kehidupan lainnya.
Ada cerita unik dibalik proses penulisan novel pertamanya, dimana saat masih SMP akses untuk menulis melalui komputer masih terbatas, Bang Umar menyiasatinya dengan menulis cerita di buku tulis secara manual menggunakan pena. Saat ada kesempatan pulang ke rumah, buku hasil tulisan itu diserahkan ke orangtuanya agar bisa diketik ulang pada komputer.
Dari proses kreatif yang tidak mudah ini, sebenarnya kita sudah bisa belajar bahwa untuk membangun sebuah kemajuan dan kebaikan dibutuhkan motivasi yang kuat agar apa yang kita inginkan dapat tercapai. Semangat inilah atas ijin Allah, tanpa sadar tersebar pada alur cerita Cerunos sehingga membuat novel ini terasa ‘hidup’ dan memiliki makna yang dalam bagi yang membacanya.
Rangkaian acara peluncuran dan bedah buku ini merupakan bentuk apresiasi bagi peserta kelas lanjutan pada program #KelasLiterasiAnakDepok yang telah berhasil menyelesaikan karya tulis pribadinya. Masih ada 3 penulis cilik lainnya yang akan bergantian meluncurkan dan membedah bukunya di kesempatan berikutnya.
Jangan sampai kelewatan yaaa…
Untuk pemesanan buku CERUNOS dapat menghubungi Bunda Yulismar di nomor whatsapp +628159379921
Salam Literasi!
(gkw)
PELUNCURAN DAN BEDAH BUKU CERUNOS