CAHYALOKA.COM – Hampir dua bulan lebih berita dan cerita tentang warna-warni Aksi Bela Islam 1-3 (ABI 1-3) begitu viral diseluruh jagat media tanah air. Sungguh tak pernah ada yang menyangka, semangat yang begitu besar ada dalam dada Kaum Muslimin Indonesia, begitu terasa baik secara dhohir maupun bathin. Meski sesungguhnya sudah lama hukum di negeri ini banyak yang tidak memihak Kaum Muslimin, namun pada akhirnya pada kasus “penista agama” inilah Allah menakdirkan Kaum Muslimin untuk bersatu menghadapi segala bentuk ketidakadilan dan kedzaliman sejak saat sekarang.
Bagaimana proses kasus ini sampai bisa mengumpulkan jutaan Umat Muslim negeri ini untuk saling mendukung tanpa ada sekat golongan dan perbedaan suku, pekerjaan dan juga status sosial? Jika bukan karena cinta kepada Sang Maha Pengasih jelas tidak mungkin. Cinta ini pun sejatinya merupakan rahmat yang dihadiahkan-Nya kepada Umat Islam Bangsa Indonesia agar kembali mengaktivasi rasa ukhuwah yang mungkin selama ini telah tersimpan disebabkan oleh perbedaan golongan. Gonjang-ganjing peristiwa demi peristiwa yang membuat Umat Muslim seantero jagat menjadi “bulan-bulanan” musuh Islam seakan “tercerahkan” dengan adanya serentetan aksi ini. Diluar dugaan, Allah menakdirkan aksi ini menjadi gambaran bentuk cinta (baca: kedamaian) yang diajarkan pada ajaran Islam yang rahmatanlil’alamin kepada dunia dalam menyelesaikan sebuah permasalahan yang krusial.
Yang paling menggembirakan, meski aksi ini telah usai, rasa persaudaraan yang telah terjalin antara Kaum Muslimin Indonesia di waktu yang cukup singkat tersebut telah mampu mewariskan sebuah kebanggan ber-Islam pada generasi penerus selanjutnya. Para generasi muda yang selama ini sempat terlena oleh hiruk pikuk kefanaan sesaat, atas ijin Allah dimasukkan dalam barisan pelaku dan saksi sejarah akan hidupnya semangat Islam yang sesungguhnya.
Pada Aksi Bela Islam ini mereka belajar tentang leadership dari para ulama dan asatidz yang mampu mengerahkan ja’maahnya untuk bersatu. Mereka juga belajar team work yang baik hingga semua peserta aksi bergerak hanya pada satu komando. Tak lupa mereka juga belajar tentang rasa kebersamaan, persaudaraan serta toleransi dimana semua yang hadir pada aksi tersebut berlomba-lomba menawarkan kebaikan demi kebaikan untuk memudahkan saudara se-imannya juga pemeluk agama lain ditengah kondisi yang tak lapang. Dan yang tak kalah membuat takjub, mereka juga belajar pentingnya menjaga keindahan dan kebersihan lokasi sekitar aksi sebagai wujud peran khalifah yang memiliki tugas menjaga bumi ini dari kebinasaan.
Aksi Bela Islam ini adalah warisan yang sungguh berharga dalam catatan sejarah Bangsa Indonesia bagi Generasi Muslimin selanjutnya karena didalamnya terdapat makna Cinta yang begitu meluas. Semangat yang telah teraktivasi ini memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi trigger pemersatu Kaum Muslimin Indonesia dalam rangka membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi ke depannya.
Bersama warisan ini, perlahan Kaum Muslimin Indonesia akan kembali menemukan izzahnya pada pundak generasi penerus. Untuk menjaga agar semangat ini tetap terpelihara, diperlukan ke-konsistenan dari seluruh elemen Umat Muslim yang telah berkomitmen menjadikan ABI sebagai titik awal kembali bersatunya Umat Islam Bangsa Indonesia di seluruh negeri. Pekerjan rumah dalam membangun umat yang madani sejatinya akan terasa lebih mudah karena akan diselesaikan bersama-sama tanpa terjegal oleh isu golongan, suku dan status sosial yang selama ini membelenggu. Kerja-kerja kemanusiaan akan semakin menemukan titik cerah sehingga nilai rahmatan lil ‘alamin akan betul-betul terejawantahkan secara nyata.
Selamat datang Generasi Muslim Sejati! Selamat merapatkan barisan dalam menegakkan kebenaran di bumi Indonesia tercinta ini!
Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar…
Aksi Bela Islam III [Jum’at, 2 Desember 2016]