Pamekasan, CAHYALOKA.COM – Stunting sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada dibawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.
”Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih‘’. [Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K)]
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK disamping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak terhadap penyakit, juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan. Stunting dan masalah gizi lain diperkirakan menurunkan produk domestik bruto (PDB) sekitar 3% per tahun. [World Bank, 2014. Better Growth Through Improved Sanitation and Hygiene Practices, WB: Indonesia.]
Selain pemangku kebijakan publik, intervensi stunting memerlukan konvergensi program dan upaya sinergis dari seluruh elemen masyarakat. Untuk memastikan konvergensi program dan sinergitas, optimalisasi potensi (sumber daya masyarakat) menjadi aksis strategis capaian percepatan pencegahan stunting.
Angka kasus stunting di Kabupaten Pamekasan masih terbilang tinggi. Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, tercatat sebanyak 1.341 anak mengalami stunting pada 2018 lalu. [kabarmadura.id]
Kasi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (Promkes-Pemas) Dinkes Pamekasan, Rizki Syamlan menjelaskan, tingginya angka stunting akibat minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga janin sejak dalam kandungan. [portalmadura.com]
Masalah stunting di Pamekasan perlu mendapat perhatian serius. Pasalnya, penderita stunting (kekurangan gizi kronis) berjumlah ribuan. Ada tiga kecamatan dari 13 kecamatan di Kabupaten Pamekasan mendapat sorotan karena banyaknya penderita stunting. Dari tiga kecamatan tersebut tersebar di sepuluh desa. [surabayainside.com]
Menurut data Dinas Kesehatan Jawa Timur, Kabupaten Pamekasan termasuk dari 12 kabupaten/kota yang menjadi lokus balita kerdil akibat kurang gizi. Kabupaten lain di Pulau Madura yang juga masuk dari 12 kabupaten/kota sebagai lokus balita kerdil adalah Sampang dan Bangkalan. [jatim.antaranews.com]
Menurunkan, mencegah hingga mentiadakan stunting berarti menguatkan komitmen pemerintah dan mengaktivasi partisipasi aktif masyarakat.
Pencegahan stunting memerlukan intervensi struktural dan sosio-kultural yang terpadu dan terukur. Mencakup intervensi melalui kebijakan yang menstimulus pola berpikir maju. Dengan menyelenggarakan intervensi yang terpadu dan terukur, edukasi memiliki peranan esensial yang mendasari keberhasilan capaian kebijakan.
Bahwa kunci keberhasilan perbaikan gizi masyarakat, kesehatan ibu hamil, tumbuh kembang anak, dan pencegahan stunting, sangat dipengaruhi oleh edukasi yang menjadi tools capaian kebijakan.
Ketika Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F. Moeloek, menyebutkan dalam mencegah stunting perlu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, dan perbaikan sanitasi serta akses air bersih, saat bersamaan kita patut memahami pesan singkat Ibu Menkes tengah menunjuk urgensitas edukasi untuk mengubah paradigma.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menyebutkan penyebab belum efektifnya kebijakan serta program intervensi stunting yang ada, selain beberapa faktor terkait persoalan regulasi dan kebijakan pusat dan daerah, yaitu: “Program-program berbasis komunitas yang efektif di masa lalu tidak lagi dijalankan secara maksimal”. Itu berarti, komunitas belumlah optimal menjadi mitra strategis capaian kebijakan.
Menginsyafi hal tersebut, lahirlah “Program Rumah Ibu” yang berkhidmat menjadi sentra paradigma yang berfungsi sebagai inkubator bagi Wanita, Anak dan Pemuda/i di Kabupaten Pamekasan. Program Rumah Ibu ini merupakan salah satu ikhtiar kolektif Ibu-Ibu di Kabupaten Pamekasan yang digagas oleh Ibu Lilis Rahmawati untuk mengenyahkan stunting.
Program Rumah Ibu bak “Rahim” yang memberikan perlindungan dan perbekalan (nutrisi) bagi Wanita, Anak dan Pemuda/i. Perlindungan dan perbekalan dimaksud yakni, edukasi yang simultan dengan kegiatan aksi praktis mengantisipasi stunting secara terukur dan berkelanjutan.
Ayo Lawan #Stunting !
————————————————-
Sekretariat Program Rumah Ibu Pamekasan:
Jalan Dirgahayu No. 4, RT. 05 RW. 02,
Kelurahan Bugih, Kecamatan Pamekasan
Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur
Indonesia
✆ +6281703733311
✉ rumahibu@cahyaloka.com