CAHYALOKA.COM – Lagi dan lagi, setiap ajaran baru selain berita tentang semaraknya serba-serbi hari pertama sekolah, juga yang tak kalah viral beberapa kasus bullying kembali terjadi. Sebut saja kasus mahasiswa berkebutuhan khusus yang dikerjai teman-temannya dengan dilempari tong sampah di sebuah perguruan tinggi swasta ternama dan juga kasus dipukulinya seorang siswa SD kelas 6 oleh seorang oknum polisi di Kumai Kalimantan Tengah yang tengah ramai dibahas secara tajam di berbagai media sosial.
Meskipun protes dan aksi pengecaman terhadap tindak bullying ini telah dilayangkan oleh berbagai pihak, bahkan para pelaku juga telah dikenakan sanksi yang cukup berat, namun jika mata rantai ini tidak diputus maka kasus-kasus seperti ini akan selalu tumbuh dari masa ke masa sebagai lingkaran setan yang tak berkesudahan.
Baik pelaku maupun korban, keduanya harus sama-sama ditangani dengan bermodalkan tangki cinta yang penuh.
Pelaku yang kelihatannya merupakan biang kerok dari permasalahan perundungan ini, sesungguhnya juga merupakan korban dari pola asuh dan lingkungan yang minim tangki cinta. Berapa banyak jiwa-jiwa kering yang tak berkembang terjebak dalam raga yang membesar namun tidak disertai tumbuhnya hati yang besar.
Anak-anak perundung tumbuh dari:
- Lingkungan yang didalamnya mencontohkan kekerasan sebagai hal yang biasa
- Lingkungan yang memperlakukan anak-anak dengan keras dan kasar
- Orang tua yang otoriter dan tidak memberi kesempatan anak berpendapat
- Ayah yang tak bisa menghargai Ibu di hadapan anak-anaknya/sebaliknya
- Orang tua yang bertengkar terus menerus
- Orang tua yang tak pernah memberi pujian/ sering meremehkan usaha yang dilakukan anak-anaknya
- Orang tua yang memiliki masalah komunikasi pada anaknya
- Lingkungan yang gemar me-labeli anak dengan hujatan / yang mengejek saat melihat orang lain menghadapi kesulitan
- Orang tua yang sering membicarakan aib orang lain dengan hujatan dihadapan anak-anaknya
- Orang tua yang tak punya waktu dan abai terhadap kejiwaan anak-anaknya hingga anak merasa kesepian
- Lingkungan yang terlalu memanjakan anak-anak secara berlebihan hingga anak-anak tak mengenal batasan boleh dan tidak secara norma sosial
- Lingkungan yang memfasilitasi anak-anak dengan Games atau tontonan yang mengandung kekerasan secara terus menerus
- Dan masih banyak yang lainnya
Dengan mengetahui fakta penyebab anak menjadi seorang perundung yang menyebalkan, maka yang harus ditindak sesungguhnya adalah orang tua atau lingkungan yang menyebabkan anak-anak perundung tumbuh semakin banyak dari hari ke hari.
Maka yang seharusnya kita lakukan agar generasi perundung tak tumbuh pesat adalah:
- Berdoa agar anak-anak selalu dalam penjagaanNya
- Tidak pelit Pujian, Pelukan hangat dan Dukungan pada anak-anak
- Memutus segala hal yang bisa menyebabkan generasi ini tumbuh subur dengan mengaktifkan secara penuh sinyal-sinyal cinta kasih dalam merawat dan mengasuh anak-anak yang telah dianugrahi pada kita
- Ikhlas dalam mengasuh dan membesarkan anak-anak
- Aware terhadap tindak kekerasan yang terjadi disekitar kita
- Mengedukasi anak-anak agar berani menolak ketika dijadikan obyek perundungan dan melapor kepada pihak yang lebih berwenang untuk segera diambil tindakan
- Mengajari anak-anak untuk selalu saling sayang meyayangi dan ringan tangan terhadap teman-teman dan lingkungan sekitar
Usaha memutus mata rantai perundungan ini akan sangat efektif jika dilakukan secara bersinergi antara semua pihak (keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah). Ketika melihat gejala anak-anak terindikasi sebagai perundung, langsung dekati dan terapi dengan perhatian serta kasih sayang, agar ‘kesakitan’ yang ia rasakan dan ingin dilampiaskan pada temannya (korban perundungan) tak akan sampai terjadi, karena sudah keburu sembuh dengan perhatian dan kasih sayang yang ia dapatkan dari lingkungan. Mungkin mereka bukan anak kandung kita, namun mereka juga menjadi tanggung jawab kita bersama agar bisa tumbuh menjadi generasi berprestasi yang sehat secara fisik dan mental.
Selamatkan korban perundungan dengan memutus mata rantai penyebab tumbuhnya anak-anak berpotensi menjadi perundung !
#StopBullying
#StartEmpathy