STOP KEKERASAN !
CAHYALOKA.COM – Belum selesai duka mendalam atas tewasnya Yuyun yang sangat tragis, kita kembali digemparkan dengan sederetan berita kekerasan yang dilakukan pada perempuan lainnya. Dari sejumlah balita yang diperkosa secara paksa oleh orang terdekat, penculikan sejumlah ABG perempuan yang belum ditemukan, hingga kasus menancapnya gagang pacul di paru-paru seorang perempuan muda.
Rasa mual, sesak, marah sekaligus perih tersayat tak lagi terhindar menghadapi peristiwa demi peristiwa yang meresahkan ini. Sudah sedemikian hancurkah moral bangsa ini hingga ujian demi ujian pada para perempuan yang sejatinya mendapat keutamaan dan kemuliaan sampai harus bertubi-tubi terjadi tanpa henti? Ataukah memang bangsa ini telah menjadi bangsa apatis oportunis hingga kita bisa kecolongan begitu banyak peristiwa dimana seharusnya para korban dapat kita lindungi sebelum mereka harus menghadapi perlakuan keji itu sendirian? Semoga Tuhan Yang Maha Esa tidak menjadikan kita menjadi bangsa yang terlaknat hanya karena ketidakpedulian kita terhadap lingkungan sekitar sudah begitu akut dan tak tertolong lagi.
Sejarah penistaan perempuan terus berulang dari jaman ke jaman pada bangsa yang masyarakatnya telah mengabaikan hak-hak yang harus dipenuhi dari seorang perempuan. Islam telah menempatkan perempuan dalam ranah keutamaan dan kemuliaan yang di amanahkan pada lingkungan sekitarnya. Apa dan bagaimana seorang #perempuan, menjadi tanggung jawab lingkungan yang membesarkannya. Harga diri seorang wanita merupakan cerminan dari harga diri lingkungan yang menjaganya.
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNYa dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (QS An-Nisa 36-37)
Apa daya kita hari ini adalah kita yang terlalu sibuk dengan diri sendiri hingga melupakan keadaan lingkungan sekitar. Selama hal tersebut belum terjadi pada lingkup keluarga kita, maka itu bukan jadi masalah bagi kita. SEBALIKNYA, justru karena itu belum terjadi pada lingkup keluarga yang kita cintai, maka kita harus segera bertindak dan mencegah itu terjadi dengan cara merapatkan barisan bersama lingkungan sekitar, menjadi benteng pertahanan yang kuat agar para perempuan dan anak-anak mendapatkan perlindungan yang semestinya. Dengan perlindungan yang kuat dan berkesinambungan, perempuan akan dikembalikan pada kesejatiannya yaitu sebagai makhlukNya yang utama dan mulia.
PANGKAS SIKAP APATIS dengan melakukan serangkaian gerakan aksi kepedulian kita terhadap perempuan dan anak-anak sekarang juga. Jika ada kondisi atau situasi yang mencurigakan, terutama yang berhubungan dengan keselamatan perempuan dan anak-anak disekitar kita, maka sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk mencegah hal-hal negatif yang mungkin terjadi dengan cara minimal bertanya atau melaporkan pada aparat berwenang terdekat.
Gerakan kepedulian ini menjadi efektif dan efisien jika seluruh elemen masyarakat bergerak bersama melakukan aksi nyata secara sinergi dan berkesinambungan. Dari tingkatan level tertinggi yakni pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan formal dan informal, lembaga pemerhati perempuan dan anak, ormas-ormas, pemerintah daerah, kelurahan, kecamatan hingga level terendah RT/RW sekalipun. Dukungan masif dari seluruh elemen adalah cara terbaik dan tercepat untuk kembali memulihkan kehancuran moral bangsa ini.
Pada tataran level pemerintah kita dapat mendesak untuk segera dirumuskan undang-undang yang lebih tegas dan meninggalkan efek jera bagi para pelaku tindak pemerkosa dan pembunuhan keji seperti dikebiri atau hukuman mati, sehingga kecil kemungkinan untuk diulang. Sementara pada tataran lembaga-lembaga pendidikan dan ormas secara luas, bisa dengan digalakkannya kembali edukasi tentang bahaya pornografi, narkoba dan miras. Ketiga virus ini perlu mendapat perhatian yang cukup penting karena bahayanya yang sangat besar. Dengan disosialisasikan-nya secara detail apa saja dampak jika terjangkit ke-tiga virus itu, diharapkan akan membuka wawasan para generasi muda untuk tidak salah menentukan jalan dalam menyalurkan semangat di masa mudanya.
Tak berhenti sampai di situ, pihak level terendah seperti RT/RW pun secara signifikan dapat mengaktifkan lagi kegiatan di lingkungannya. Program-program RW ramah anak seperti karang taruna, remaja masjid,dll yang selama ini mungkin hanya jadi wacana semata harus segera dapat diaktivasi kembali agar generasi muda memiliki wadah untuk menyalurkan energinya secara positif dan tak sempat melakukan hal-hal negatif yang merugikan dan membahayakan diri dan lingkungannya.
Peran orang tua dalam memberikan contoh akhlak yang baik dalam keseharian dan juga membangun komunikasi yang intensif kepada anak-anak menjadi vitamin yang tak bisa diremehkan khasiatnya bagi perkembangan konsep diri mereka. Untuk menjaga agar akhlak terus terbina dan komunikasi tetap terjaga baik, maka orang tua harus berani memilih untuk menjadi orang tua pembelajar. Orang tua yang senantiasa memperbaiki diri dan terus belajar memberikan pendidikan dan pengasuhan terbaik kepada anak-anaknya.
AJARI ANAK BERKATA TIDAK terhadap segala sesuatu yang dianggapnya tidak nyaman. Pentingnya pengetahuan tentang hak-hak perempuan dan anak akan menjadi pondasi bagi mereka untuk dapat menjaga dan menghargai dirinya sendiri. Disinilah peran orang tua pembelajar mendapat porsi yang cukup besar. Jika kita cuek dan merasa sudah cukup bertanggung jawab dengan hanya menyerahkan anak-anak ke sekolah, maka kita akan menuai banyak permasalahan tersembunyi yang tak pernah kita duga sebelumnya. Termasuk permasalahan anak-anak yang memiliki konsep diri rendah. Tak berani menolak ajakan dari teman-temannya. Termasuk ajakan melakukan hal-hal negatif yang tak terduga. Anak-anak perempuan yang tumbuh dengan konsep diri yang kuat akan memiliki kemampuan untuk menghargai dirinya dengan baik. Ia akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak membiarkan dirinya tersakiti secara fisik dan psikis.
BEGITUPUN anak-anak lelaki yang memiliki konsep diri yang kuat, akan berusaha sebaik mungkin menghargai dan menghormati perempuan-perempuan yang ada disekitarnya. Ia tidak akan membiarkan dirinya sampai hati menyakiti orang-orang yang seharusnya ia lindungi. Orang tua yang terbiasa membekali anak-anak mereka dengan limpahan kasih sayang, disiplin, kesederhanaan dan kemandirian sejak kecil cenderung akan menghasilkan anak-anak yang berkepribadian kuat.
Cukup sudah kasus Yuyun dan Eno menjadi tamparan keras bagi kita semua. Perempuan punya hak melawan ketika dinistakan dengan sangat tak manusiawi oleh siapapun. Kita tidak boleh menutup mata dan kuping begitu saja hanya karena mereka bukan orang terdekat kita. Yuyun-yuyun dan Eno-Eno lain adalah cerminan generasi penerus yang patut terus kita dampingi agar dapat menemukan potensi terbaiknya dalam membangun bangsa ini kelak.
Nyala untuk Yuyun, Nyala untuk Eno pun sekaligus Nyala untuk semua generasi emas penerus kita.