CAHYALOKA.COM – Menjadi relawan adalah pilihan yang membebaskan. Bayarannya bukan lagi bermain di ranah nominal rupiah, namun berada dalam ranah yang bernama “kebahagiaan”. Ia tidak bisa dibeli, hanya bisa dirasakan dalam hati. Karenanya, dalam hati setiap para relawan telah teraktivasi simpul-simpul kemanusian yang pada garis edarnya akan bersinggungan dan menjadi lebur satu sama lain tanpa meninggalkan nilai-nilai kesejatian hidup.
Pada saat kegiatan “One Day Sanlat 1437 H; Kuat bersama Generasi Qurani yang Cinta Literasi” yang baru saja digelar oleh Taman Baca Masyarakat-Cahyaloka (TBM-Cahyaloka), Sabtu 25 Juni 2016 Masehi, simpul-simpul para relawan itu saling berpijaran membentuk cahaya-cahaya semangat yang menyinari para peserta Sanlat saat itu. Sehingga, meski kegiatan ini hanya berjalan sehari saja, antusias peserta tak pernah padam sejak awal hingga akhir.
Hari itu sebelum acara dimulai, para relawan mulai berdatangan satu persatu untuk menunaikan panggilan hatinya di TBM-Cahyaloka. Tepat pukul 06.30 WIB, Kak Sholeh yang merupakan alumnus Pondok Pesantren Istiqamah-Sukabumi, tanpa kenal letih telah berhasil membawa 50 buah Al-Quran wakaf sebagai “oleh-oleh” manis untuk seluruh peserta Sanlat yang hadir. Selang beberapa jam kemudian datanglah Kak Dhita, seorang pendongeng profesional, alumnus Pondok Pesantren Darut Takwa-Cibinong, dengan sigap membantu mempersiapkan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan kelompok pada saat Sanlat berlangsung. Beranjak siang, beberapa adik kelas Kak Sholeh saat di Pondok Pesantren Istiqamah ikut turun tangan menjadi mentor dalam kelompok. Ada Kak Henny, Kak Sofa, Kak Farida, dan Kak Aisyah yang kini aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII Ciputat). Diluar itu juga telah hadir Kak Yusi alumnus Universitas Brawijaya, yang juga aktif menjadi fasilitator di Forum Komunikasi Pengelolaan Kualitas Air Minum Indonesia (FORKAMI). Hampir bersamaan dengan kedatangan Kak Yusi, Kak Igit Ketua Forum Lingkar Pena Depok (FLP-Depok), sekaligus guru di SMAIT Tunas Bangsa-Kota Depok juga hadir dengan wajah sumringah siap menyajikan cerita-cerita inspiratif bagi peserta Sanlat. Tak lama saat acara sedang berlangsung, hadir Kak Ghozy bersama Istrinya, Kak Ai, kedua sejoli itu bersama Kak Yusi aktif di FORKAMI langsung didaulat menjadi mentor, dan keduanya pun merupakan anggota FLP-Depok. Menyusul Kak Ghozy dan Kak Ai, Kak Retno yang juga aktif di FLP-Depok, hadir tanpa banyak bicara langsung mengambil peranan membantu kegiatan Sanlat menjelang petang. Jauh sebelum semua ini berjalan ada para relawan lain, kakak-kakak alumni SMUN 3 Depok angkatan 97 yang telah bersusah payah menghimpun dana agar acara ini dapat berjalan dengan lancar.
Tanpa banyak bicara, hati mereka saling terpaut dan terpanggil untuk memberikan waktu, jiwa dan raganya demi menemani peserta Sanlat yang merupakan generasi penerus pemegang amanah peradaban yang mulia di masa mendatang. Simpul-simpul itu kini bersatu dan membentuk ikatan yang kokoh dan panjang. Menjulang tinggi hingga mengetuk pintu langit agar mengabulkan harapan akan lahirnya generasi Qurani yang Cinta #Literasi. [Geika]
Relawan Sanlat Ramadhan 1437 H [25 Juni 2016]